Page 4 - WAB_053
P. 4

hati nurani yang jernih, manusia akan               kita tempatkan nasihat-nasihat yang
           bertindak sebagai pribadi yang bebas                diberikan oleh Rasul Paulus untuk berbuat
           merdeka. Dengan kemerdekaannya,                     baik berikut ini : Titus diberi nasihat untuk
           manusia diharapkan dapat mengambil                  menjadikan dirinya teladan dalam berbuat
           keputusan-keputusan yang dilandaskan                baik (bdk. Tit 2:7); jemaat di Tesalonika
           pada kesadaran diri yang paling dasar               didoakan “agar Allah dengan kekuatan-
           sebagai ciptaan, sebagaimana diajarkan              Nya menyempurnakan kehendakmu untuk
           misalnya dalam Latihan Rohati Santo                 berbuat baik” (2 Tes 1:11); Timotius diminta
           Ignatius: “Manusia diciptakan untuk memuji,         untuk memperingatkan jemaat yang
           menghormati serta mengabdi Allah Tuhan              dilayaninya agar “mereka itu berbuat baik”
           kita” (No. 23).                                     (1 Tim 6:18). Bagi jemaat Galatia - dan tentu
                                                               saja bagi kita - dinasihatkan “Janganlah
           3. Pertanyaan yang muncul adalah,                   kita jemu-jemu berbuat baik … karena itu
           bagaimana cara kita “manusia gambar                 selama masih ada kesempatan bagi kita,
           Allah yang rapuh” dapat menggunakan akal            marilah kita berbuat baik kepada semua
           budi, hati nurani dan kemerdekaan kita              orang” (Gal 6:9-10). Tidak jarang berbuat
           untuk mengabdi dan memuliakan Allah?                baik mesti disertai pengorbanan yang besar.
           Jawabannya kita semua tahu : dengan                 Itulah yang ditegaskan oleh Petrus di dalam
           meneladan Yesus yang adalah “gambar                 suratnya: “Karena itu baiklah juga mereka
           Allah yang tidak kelihatan yang di dalam-           yang harus menderita karena kehendak
           Nya seluruh kepenuhan Allah berkenan                Allah, menyerahkan jiwanya kepada
           diam” (bdk (Kol 1:15.19). Dengan meneladan          Pencipta yang setia, dengan selalu berbuat
           Yesus, melakukan apa yang Ia lakukan, kita          baik” (1 Ptr 4:19). Selain itu Rasul Yohanes
           akan semakin mencerminkan kemuliaan-                menegaskan bahwa “barangsiapa berbuat
           Nya. Itulah yang dinyatakan oleh Rasul              baik, ia berasal dari Allah” (3 Yoh 11).
           Paulus : “…kita semua mencerminkan
           kemuliaan Tuhan … maka kita diubah                  5.2. Kutipan-kutipan ini kiranya cukup untuk
           menjadi serupa dengan gambar-Nya                    menyimpulkan bahwa dengan rajin berbuat
           (=Kristus), dalam kemuliaan yang semakin            baik, kita menyatakan martabat kita
           besar”. Dengan cara ini, kita tumbuh - dalam        sebagai citra Allah. Dengan rajin berbuat
           bahasa kita - menjadi pribadi yang semakin          baik kita mewujudkan cita-cita kita
           bermartabat.                                        sebagai umat Keuskupan Agung Jakarta
                                                               untuk semakin mengasihi, semakin peduli
           Saudari-saudaraku yang terkasih,                    dan semakin bersaksi. Perbuatan baik

           4. Ada banyak wajah Yesus yang dapat                adalah wujud kasih dan kepedulian kita
           kita temukan dalam Kitab Suci untuk kita            serta bentuk kesaksian kita.
           teladani. Salah satu wajah itu ditampilkan          6.1. Ada sekian banyak perbuatan baik yang
           oleh Petrus dalam khotbahnya, yaitu “Yesus          dapat kita simpulkan dari kutipan-kutipan
           yang berjalan keliling sambil berbuat baik”         Kitab Suci yang kita dengarkan pada hari
           (Kis 10:38). Yesus Kristus ini diwartakan           ini. Yesus menunjukkan jalan-jalan yang
           sebagai “yang telah menyerahkan diri-               konkret pula : memandang orang lain
           Nya bagi kita untuk membebaskan                     secara positif dengan tidak mengadili atau
           kita dari segala kejahatan dan untuk                menyalahkan (Luk 6:41-42). Yang juga
           menguduskan bagi diri-Nya sendiri, suatu            sangat aktual adalah nasihat untuk terus
           umat kepunyaaan-Nya sendiri yang rajin              menjadikan kata-kata yang keluar dari mulut
           berbuat baik” (Tit 2:14). Dalam arti ini kita       kita sebagai kekuatan yang meneguhkan,
           dapat mengatakan bahwa manusia yang                 tidak memecah belah. Kata-kata yang keluar
           bermartabat adalah manusia yang rajin               dari dalam hati mesti menjadi berkat, bukan
           berbuat baik. Atau memakai kata-kata                kebohongan, bukan ujaran kebencian, bukan
           Yesus dalam Injil “pohon yang baik yang             fitnah. Kata-kata kita mesti diterima dan
           menghasilkan buah-buah yang baik”                   dirasakan oleh orang lain sebagai buah yang
           5.1. Dalam rangka meneladan Yesus yang              baik karena keluar dari perbendaharaan hati
           berkeliling sambil berbuat baik itu, dapat          yang baik (Luk 6:43-45; Sir 27:4-7).





     4     WARTA AMBROSIUS
   1   2   3   4   5   6   7   8   9