Page 3 - WAB_056
P. 3

EDITORIAL                                                                          WARTA UTAMA





 “IndonesIa Telah BersaksI,   MENJADI GEREJA


 BagaImana dengan gereja?”  YANG BERSAKSI:




 Oleh: Eren Twin Santos  Melayani Sesama Dengan

           Kerendahan Hati
 Krisis global semakin “ndadi” (semakin   memiliki ketahanan pangan yang baik dan
 menjadi), bak penari “jaranan” (jathilan)   dinyatakan  telah swasembada. Sekali lagi luar
 A yang kerasukan dan susah dikendalikan.   biasa! Indonesia telah bersaksi kepada dunia,   Oleh: Damian De Veuster Lasmin, PhD (Umat Lingkungan St.Skolastika)
 Masyarakat dunia panik. Diperkirakan 60 negara   bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
 akan bangkrut, termasuk negara besar menurut   bertanggungjawab atas ciptaan Tuhan yang   dalah Kardinal Mgr.
 data IMF,  gara-gara krisis kesehatan yang   telah dinikmati oleh manusia. Sebagai bangsa   Ignatius Suharyo, pada
 disebabkan oleh Covid-19, menginfeksi kemana-  yang mampu bekerjasama dalam menghadapi   Asetiap minggu selama
 mana. Setelah aktifitas manusia dipaksa untuk   goncangan, atau pantas mewarisi jiwa gotong-  masa pandemi dalam misa
 menginjak rem, dan berhenti, akhirnya  berimbas   royong sehingga mampu menghadapi problema   online yang kami ikuti di Solo,
 pada krisis ekonomi, krisis sosial, krisis energi, di   semesta.   memperdengarkan homili
 tambah lagi perang, perang dan perang.  Bagaimana dengan Gereja? Perjuangan untuk   tentang pelayanan kepada
 lepas dari resesi belum selesai. Manusia masih   sesama dengan tulus. Tak
 Inflasi di beberapa negara   terus berjuang secara bersama-  heran dengan semboyan
 melonjak  jauh  hingga  sampai   sama. Termasuk gereja  yang   “Serviens Domino Cum Omni
 70%,  harga  pangan melonjak   mengambil bagian dalam   Humilitate” yang artinya “Aku
 sampai 3 kali lipat, harga BBM   kebersamaannya mengurai krisis   melayani Tuhan dengan segala
 naik 2 kali lipat, sehingga   mutidimensi yang saat   kerendahan hati” (Kis. 20:19),
 banyak negara yang  berisiko   ini dihadapi oleh seluruh umat   Bapak Kardinal memancarkan
 masuk dalam  jurang  resesi,   manusia. Sudah menjadi tugas   keagungan pelayanan kepada
 ada yang 30%  sampai 70%.  untuk tampil di depan  menjadi   Tuhan dan menjunjung tinggi
 Beruntung Indonesia   teladan dan hadir untuk turut   belarasa dan kepekaan kepada
 mewarisi jiwa gotongroyong,   bersinergi bersama umat   kaum lemah dan sesama
 ketangguhan masyarakat,   dan masyarakat dengan cara   manusia. Kontribusi dan teladan
 pengelolaan alam yang baik   kreatif dalam mengaktualisasi   yang beliau perlihatkan tentu
 hingga saat ini  termasuk   kepeduliannya kepada sesama   tidak terikat pada konteks
 negara yang aman dari resesi,   manusia. Bukan tampil di depan   pewartaan dan pelayanan
 hanya  3% resiko keambrukan   hanya untuk menduduki kursi   gerejawi semata tetapi juga
 ekonomi, prekonomian   terdepan yang terhormat, tetapi   melampaui dan menyentuh
 tumbuh cukup baik 5,44%.  Ini   duduk di kursi depan karena   aspek kehidupan kaum awam
 luar biasa.  Rakyatnya masih mampu bertahan,   kesaksian hidupnya penuh dengan kasih,   seperti kita.
 menikmati harga energi, baik listrik maupun bbm    kepedulian, kepekaan dalam menghadapi krisis.
 jauh lebih murah dari negara lain. Kondisi   Dalam situasi yang sama,
 Indonesia masih mampu memancarkan dimensi   Ajaran Gereja menuntun umat  agar selalu peduli   pelayanan kepada sesama dan
 positif yang luar biasa. Sebuah pertanda   kepada sesama atas dasar jiwa kasih yang   bersaksi demi Gereja tentu
 Indonesia mampu mengelola alamnya dengan   diberikan oleh Tuhan, selalu diingatkan  dalam   dapat dilakukan di lingkungan
 baik. Karena memang pada dasarnya apa yang   perutusan Gereja dan bahkan diaktualisasikan   terdekat, di wilayah terdekat dan
 diciptakan oleh Tuhan adalah baik. Ketika dunia   dalam suatu gerakan semakin mengasihi,   di Paroki terdekat. Selanjutnya
 sibuk lockdown, Indonesia mengenal dengan   semakin peduli dan bersaksi. Untuk itu,  mari kita   arti melayani sesama tentu
 kebijakan rem-gas dalam menghadapi ganasnya   tidak saja terlibat dalam mengatasi krisis, namun   mencakup melayani sesama
 Covid-19, sehingga sebagian masyarakat  lebih dari itu yaitu kasih, peduli dan bersaksi   umat manusia dalam arti luas:
 terus beraktifitas, petani masih bisa mengelola   menjadi dasar dan habitus umat Katolik  dalam   umat manusia dalam hal seluas-luasnya   populi suprema lex est). Hal ini relevan dengan
 lahannya dengan baik, sehingga bulan Agustus   hidup bermasyarakat.   karena kepentingan dan keselamatan   kondisi kita terkini dimana ketika mencoba
 ini Indonesia ditetapkan sebagai negara yang  (wab)
           masyarakat luas adalah yang utama (salus            bangkit dari pandemi lebih cepat terdapat




                                                                                                    WARTA AMBROSIUS   3
   1   2   3   4   5   6   7   8