Page 4 - WAB_056
P. 4
sekelompok masyarakat yang benar-benar Lebih jauh lagi, langkah konkret yang dapat
membutuhkan bantuan dan pelayanan. ditempuh dalam melayani sesama adalah
melalui kepemimpinan yang berkerendahan
Dengan demikian, perenungan ini lebih akan hati. Ada banyak ciri-ciri kepemimpinan yang
berfokus pada kerendahan hati dalam bersaksi melayani, namun mari kita lihat dua yang
dan melayani sebagai dasar spiritualitas terutama: Open-mindedness dan Collaborative
kristiani dalam pelayanan kepada sesama, leadership. Open-mindedness adalah sikap
kepada siapapun dan di manapun dalam mental tidak merasa diri paling benar yang
konteks apapun. Kerendahan hati adalah membuka peluang adanya pengakuan
kualitas universal. Tuhan Yesus sendiri kemungkinan salah di diri kita yang dapat
yang mengajarkan agar kita penuh dengan meningkatkan absorptive capacity pada diri kita
kelemahlembutan dan kerendahan hati bahkan masing-masing. Kerendahan hati terjelma
jika harus memikul kuk (Mat. 11:29). dalam sikap ketersediaan diri untuk teachable
Mari kita mulai dengan menyadari sepenuhnya karena ada hal-hal di luar sana yang kita tidak
bahwa kerendahan hati dimulai dengan tahu. Sederhananya, open-mindedness tercipta
menyadari bahwa segala pujian adalah milik jika seorang Bapak yang terbuka atas masukan
Sang Pengajar, Allah semata. Kita tentu Isteri dan anak-anaknya, seorang direktur yang
sering mengikuti perayaan Minggu Palma dan terbuka atas inovasi dan usulan baru karyawan-
memvisualisasikan bagaimana Yesus dielu- karyawannya, seorang pimpinan organisasi yang
elukan ketika memasuki kota Yerusalem, menerima kritik dengan suka cita. Collaborative
masyarakat menghamparkan pakaian dan leadership berarti mengerahkan kapasitas yang
melambai-lambaikan daun palma kepada Yesus. ada untuk mencapai kesejahteraan bersama dan
Sang keledai yang berjasa mengantar Yesus, jika mengambil keputusan terbaik untuk kepentingan
tanpa kerendahan hati, bisa saja merasa bahwa bersama. Dalam hal ini, keputusan optimal
dirinya layak mendapatkan pujian dan sungguh- didasarkan atas pelibatan semua unsur yang
sungguh berpikir pujian itu tertuju padanya. ada dan atas kepentingan umum yang lebih luas
Demikian pula halnya dengan kesaksian dan dengan berbagi informasi dan tanggung jawab
pelayanan kita, jika motivasi untuk melayani agar tercipta inovasi dan perbaikan secara terus
karena pujian maka sungguh jauhlah kerendahan menerus menuju umat dan masyarakat yang
hati yang mendasari spiritualitas kekristenan lebih baik.
kita.
Akhirnya, kerendahan hati yang paripurna
Selanjutnya, mari kita ingat jikalau pun kita terejawantahkan lewat Putra Allah di mana
punya kaki-kaki yang kuat seperti keledai yang Salib menjadi tanda kerendahan hati yang
mampu membawa penunggangnya ke tempat sempurna, akhir dari perjalanan yang dimulai
tujuan dengan selamat seperti manusia memiliki dari awal yang sederhana: tanpa rumah ketika
jabatan, kekayaan, atau pangkat, hal tersebut memulai perjalanan di bumi, hidup sederhana
tentu bukan merupakan sesuatu yang perlu sepanjang hidup, membasuh kaki para murid,
dibanggakan dan dijadikan alat meninggikan dan melepaskan harta duniawi, pakaian yang
diri atau berkuasa atas orang lain seperti yang terbagi-bagi dan atribut lainnya, hingga akhir
akhir-akhir ini, kita melihat dan mendengar yang gemilang, taat sampai mati di kayu
penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan salib. Sungguh kita telah punya teladan dalam
dalam penanganan kasus dan bantuan sosial. kerendahan hati dan marilah kita berdoa agar
Sebaliknya apa yang telah dikaruniakan senantiasa diberikan hati yang cukup lapang
kepada kita patut disyukuri dan dijadikan alat untuk terus-menerus memupuk kerendahan hati
untuk berbagi kepada sesama dengan penuh kita dalam melayani sesama karena seorang
kerendahan hati. Bukan saja semua yang kita hamba tidaklah lebih tinggi dari tuannya
miliki berasal dari Allah yang merupakan empu (Yoh. 13:16) dan Tuhan memahkotai orang-
atas segalanya, tetapi juga melayani sesama orang yang rendah hati dengan keselamatan
juga berarti melayani Allah: sesungguhnya (Mzm. 149:4). Amin.
segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah (wab)
seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini,
kamu telah melakukannya untuk Aku
(Mat. 25:40).
4 WARTA AMBROSIUS